Di laut tak bernama, biru
terdiam melukis rindunya pada angin
–yang mengalunkan ombak,
meniupi burungburung camar, dan
memainkan layarlayar perahu.
Di laut tak bernama ini, biru
kembali mendekap sepi,
terdiam menunggu
–ingin berdansa
dengan angin riang.
(2010)
skip to main |
skip to sidebar
Warna yang menari-nari dan menjelma canda
Total Pengunjung
1,499
Hak Cipta oleh Bachtiar Agung Nugraha. Diberdayakan oleh Blogger.
Labels
- Prosa Liris (3)
- Puisi (10)
Tentang Aku dan Warna
Arsip
Pengikut
Cari Blog Ini
Artikel Populer
-
Mungkin sanjak hanyalah tarian kata-kata dengan pakaian aslinya daster kumuh bajunya hitam belah pandan celananya gelombang lusuh sarung bat...
-
Terbuai dalam ayunan semesta malam: bintang bintang kecil mengintip centil, rembulan menyelimuti semua duka kerinduan. Tubuh merebah pada le...
-
Lihat! Ada bola panas tertancap di langit-langit perahu. Di bawahnya ada bantal kapuk putih digerakkan si angin ayu. Taukah? Di daratan ada...
-
bertulis kisah pagi ini tentang "si senyum ungu menawan dan tegas daunan coklat -meleleh pada ceruk lalu turun ke lorong sempit dan me...
-
Kata ramalan bintang – zodiac banyak orang menyebutnya begitu– yang kebetulan aku baca di salah satu majalah remaja, begini katanya, “Cinta...
-
Di laut tak bernama, biru terdiam melukis rindunya pada angin –yang mengalunkan ombak, meniupi burungburung camar, dan memainkan layarlayar...
-
Ketika kulihat pelangi di matamu, ingin rasaku menuang gerimis dan kutambahkan berkas matahari. Karna dalam riang rintik itu, kemilau nyanyi...
Copyright © 2010 Canda Tarian Warna, All rights reserved
0 komentar:
Posting Komentar