Selamat Tidur

/ Minggu, 05 Desember 2010 /
Terbuai dalam ayunan semesta malam:
bintang bintang kecil mengintip centil,
rembulan menyelimuti semua duka kerinduan.
Tubuh merebah pada lelah hari
ditemani mimpi indah yang menjadi kawan tidurmu,
layaknya bunga mekar merekah
–pada musim kala malam menjadi terlalu panjang dan lama untuk diakhiri.

Semua itu bagimu tercipta,
hanya bagimu tercipta,
hanya agar kau dapat mengadu keluh pada kelelapan asa,
mengurai seluruh jejak-jejak kisah hari ini
yang tak terhenti sampai malam ini.
Teruntuk esok hari, hanya untuk esok hari
Aku akan menyimpan
semua rahasia ini – duhai putri tidurku.


(2010)

Cinta Baru

/ Selasa, 31 Agustus 2010 /
Kata ramalan bintang –zodiac banyak orang menyebutnya begitu– yang kebetulan aku baca di salah satu majalah remaja, begini katanya, “Cinta: saatnya buka hati untuk cinta yang baru”. Mengingat kembali waktu. Saat ini bulan Agustus, dan kalau sampai akhir bulan ini ternyata cintaku tidak datang padahal aku sudah membuka hati ini lebar-lebar. Ya mungkin aku akan sangat kecewa. Ada yang bilang, “Setiap hari, cinta kan juga harus baru, barunya yang lebih baik, jadi tambah cinta, semakin bertambah, nah, itu sama saja kan? Cinta baru”.

Apa mungkin cinta itu muncul di sosok yang baru? Aku belum memiliki sosok baru yang mencintaiku itu, malangnya aku. Ada yang menyahut, “Bisa juga seperti itu”.

Sosok mana yang mencintaiku saat ini, dan memberanikan diri masuk pada hati yang sudah lama aku buka ini? Sejak cintaku hilang delapan bulan yang lalu barang kali –sambil terus memutar lagu lawas The Beatles

… Many times I've been alone … And many times I've cried … Anyway you'll never know … The many ways I've tried …


(2010)

Itu Aku

/ Senin, 23 Agustus 2010 /
Lihat!
Ada bola panas tertancap di langit-langit perahu.
Di bawahnya ada bantal kapuk putih
digerakkan si angin ayu.

Taukah?
Di daratan ada seorang lelaki
menanti bidadari turun dari pelangi.
Itu aku.

(2010)

Kaos Putih Polos

/ Kamis, 19 Agustus 2010 /
Aku gemar sekali berpergian menggunakan kaos putih polos yang dibelikan ibu waktu lebaran lima tahun lalu. Aku sudah sering mengajakknya keliling kota kelahiranku. Berkeliling ke tempat hiburan di kota tetangga. Pernah pula aku pakai ketika menemui kondangan teman sekelasku yang baru menikah beberapa waktu lalu.

Suatu hari, aku ingin sekali memakai kaos putih polos itu untuk terakhir kalinya. Dan mendadak kaos itu berbicara padaku, "Aku sudah bosan, kamu pakai aku terus setiap hari. Kenapa kamu tak pakai kaos dengan warna lain yang berserakan di almarimu". Aku kaget seketika mendengarnya.

Ya sudahlah, akan kupakai kaos putih polos itu untuk terakhir kalinya. Kaos putih polosku sayang, kamu memang bukan milikku, kamu punya hak untuk bebas dipakai kapanpun dan oleh siapapun. Aku pikir kamu pasti lelah kupakai setiap hari, dengan hanya sedikit waktu untuk aku mengurusmu. Kamu memang bukan milikku. Kamu milik jiwamu sendiri dan keinginanmu sendiri. Memilikimu sama saja aku membunuhmu perlahan. Dan kini aku melihatmu sudah tidak ceria lagi dengan putih polosmu. Kini warnamu berubah kusam abu-abu karna aku telah mengekangmu, memaksamu menemaniku setiap hari bercampur keringatku.

Kaos putih polosku sayang, maafkan aku yang merasa memilikimu setiap waktu.

(2010)

Sebuah Kotak Permainan

/ Sabtu, 24 Juli 2010 /
–pernahkah kau kuajak memainkanya?
sebuah permainan yang mengendap
dalam sebuah kotak, dan
ketika kau buka, muncullah
sejuta khayalan melambung di setiap pandangmu.

Mungkin saja akan keluar
badut bermuka lucu, atau sepeda mini
yang kau idamkan dari kecil, atau
kurcaci yang menemanimu bermain,
lebih seru lagi –muncul aku yang datang sebagai pangeranmu.

Ya, inilah yang dapat kuberi padamu,
oh, sayangku,
sebuah kotak permainan,
yang menyimpan imajinasiku.

(2010)

Kupon harapan

/ /
Di atas meja kerjaku,
tergeletak kupon undian
–bertuliskan
: kupon undian berjuta harapan.
(2010)

Nyanyian maut

/ /
Di atas pangkuan mayat busuk ini,
ku tinggalkan jubah keemasan raja,
berkibarkibar di lengannya lagu rayu
mengajak siapa saja yang menyahut ragu.

Kini, aku duduk sendiri
menikmati candu –terbakar
menanti kabar, hingga akhirnya
menyusul mereka –menuju neraka.
(2010)

Dansa

/ /
Di laut tak bernama, biru
terdiam melukis rindunya pada angin
–yang mengalunkan ombak,
meniupi burungburung camar, dan
memainkan layarlayar perahu.

Di laut tak bernama ini, biru
kembali mendekap sepi,
terdiam menunggu
–ingin berdansa
dengan angin riang.
(2010)

Pelangi

/ /
Ketika kulihat pelangi di matamu,
ingin rasaku menuang gerimis dan kutambahkan berkas matahari.
Karna dalam riang rintik itu,
kemilau nyanyian warna ucapamu –akhirnya dapat kumengerti.
(2010)

Nyanyikan Untukku Sebuah Lagu

/ /
Nyanyikan untukku sebuah lagu
lagu yang dulu kau dan aku sering lantunkan
sebuah lagu pengantar tidur,
yang menyesakkan tiap jengkal hati
karna ku tau kau tak mungkin kembali

Nyanyikan untukku sebuah lagu
lagu yang tak akan terlupakan
sebuah lagu dalam memori ingatan
yang mengenalkan aku akan cinta
karna ku tak tak mungkin hidup tanpanya

Cukup, nyanyikan aku sebuah lagu
(2010)

Tarian kata-kata

/ /
Mungkin sanjak hanyalah tarian kata-kata
dengan pakaian aslinya daster kumuh
bajunya hitam belah pandan
celananya gelombang lusuh
sarung batik pekalongan –kelihatan
keremajaan pemakainya.

Begitu juga keterampilan tangannya
pena sambut menyambut
imaji menjadijadi.
Kemunafikan kata sedang ditarikan –pemuda
yang sudah dilatih benarbenar, tentunya

Sebabak demi sebabak –disela
selangi oleh lagu dari biduan pandai dengan katakata
yang penuh arti dan
ia gemar tari menari.
(2010)

Pengikut

Cari Blog Ini

Artikel Populer

 
Copyright © 2010 Canda Tarian Warna, All rights reserved
Design by DZignine. Powered by Blogger